Waktu 6 tahun paling akhir, pemakai Windows seperti cuma dapat memandang pengubahan technologi yang sangat cepat, melalui tempat jendela yang kecil. Ketika mekanisme operasi yang lain terus mengenyam pengubahan, Windows 10 mayoritas masih tetap. Juga saat penyempurnaan besar didatangkan, Windows 10 kerap terusik dengan timbulnya bug anyar yang mengikut, sejumlah penyempurnaan dengan resiko menghancurkan hingga ditunda.

 

 

Tetapi, melalui jalanan yang curam dan berbatu, Windows 10masih dianggap cukup sukses, jadi substitusi dari kemelut yang ditinggal perintisnya. Ini bawa kembali antar-muka desktop tradisionil, memberikan pemilik PC kemampuan yang handal, dan mempopulerkan penampilan monitor sentuh dan notebook hybrid 2-in-1.

 

Akan tetapi Windows 10 terlampau penat untuk tetap bertarung berusaha keras dengan yang dipunyainya. Antar-muka yang monoton dan piranti lunak kuno mengusik mekanisme operasi yang dipakai oleh lebih satu miliar orang waktu itu.

 

Windows 10 yang disebut yaitu mekanisme operasi yang “bawa dunia computer mempunyai masa datang yang ceria kembali” oleh Tom Warren dalam reviewnya buat The Verge, sukses besar di pasar. Disamping kembalikan “start menu” dan memutuskan mementingkan UI konservatif bukannya monitor sentuh, Windows 10 sukses melaksanakan modernisasi yang gak sangat miliki jarak diperbandingkan pelopornya, Windows 7 (bukan Windows 8).

 

Sekilas Windows 10

Masalah ini perlu dikerjakan, karena mengarah data yang dibeberkan Statista, Windows adalah mekanisme operasi yang terbanyak dipakai korporasi. Menurut study bertajuk “Why Do Upgrades Fail and What Can We Do About It? Toward Dependable, Online Upgrades in Enterprise Sistem” (Journal of International Federation for Information Processing 2019) yang dicatat Tudor Dumitras, ketidakcocokan yang gak sangat jauh di antara vs kuno serta vs anyar suatu mekanisme operasi memungkinkannya korporasi melaksanakan up-grade karena kecilnya kesempatan ketidakberhasilan atau eror.

 

Akan tetapi, sangat bergairah bawa perombakan, seperti Windows 8 yang gantikan Windows 7, terapan yang dipakai korporasi di mekanisme sebelumnya mungkin sangat tidak disokong dengan mekanisme anyar. Apa lagi Windows 8 yang menyingkirkan “start menu,” semisalnya, korporasi mesti kembali mendidik tata trik pemakaian computer pada pekerjanya. Satu soal yang memakan banyak waktu, pula cost.

 

Atas alasan-alasan ini, gak mau mengulang ketidakberhasilan Windows 8, Microsoft meneguhkan diri tidak untuk meluncurkan penerus Windows 10, akan tetapi cuman lakukan update skala kecil.

 

“Sekarang kami sudah meluncurkan Windows 10, serta karena Windows 10 bakal kami menjadikan vs paling akhir Windows, kami cuman bakal bekerja (lakukan update) pada mekanisme operasi ini semata-mata,” kata Jerry Nixon, satu diantara tangan kanan Nadella di Microsoft.

 

Akan tetapi, 6 tahun berakhir selesai Windows 10 di-launching, Nadella dan seluruh kru Microsoft memungkiri janjinya dengan meluncurkan Windows 11.

 

Kelebihan dan Kekurangan Windows 11

kelebihan dan kekurangan windows 11

Keseluruhannya, Windows 11 yakni sebuah cara ketujuan yang betul. Kendati akan tidak memutar secara mencolok langkah pemakai berperan dengan dunia digital, luncurkan teranyar ini dibuat di atas dasar Windows 10sembari mendatangkan seni kekinian dan sejumlah spek daya produksi yang berfaedah.

 

Sayang ada sebuah ungkapan yang menjelaskan rumput tetangga tidak mesti lebih hijau. Sejumlah transisi tentu ada-ada saja yang membikin pemakai frustrasi, dan dalam soal spek anyar, sedikit yang terpendam dibalik susunan bentuk anyar ini.

 

Perlu diketahui jika Windows 11 ini masihlah dalam proses peningkatan. Maka dari itu akan merasakan sejumlah transisi, yang di mana bisa jadi berikan efek positif, atau malahan berefek negatif waktu yang akan datang.

 

Haruskah Tinggalkan Windows 10 Untuk Windows 11?

 

Kebanyakan pemakai berpikiran ulang buat memasangkan Windows 11 di piranti mereka. Sebagian besar disebabkan oleh piranti PC yang dipunyai tak sama dengan prasyarat OS Microsoft yang ketat sekali. Bila piranti mereka menyuport, mereka bakal melakukan, dan argumen intinya yakni lantaran jemu dengan Windows 10.

 

Perihal itu tak lebih pada sebuah kebosanan semata-mata, daripada kekecewaan gunakan prosedur operasi yang tertinggal jaman secara visual. Windows 11 punya sejumlah kasus akan tetapi pengembangan visual cukup buat kebanyakan pemakai buat berubah, lepas atas sesuatu yang mereka rasa terkait Start Menu dan Taskbar yang anyar.

 

Bila anda ambil pendekatan yang lebih konvensional atas tehnologi, dengan masih bersandar untuk sesuatu yang udah ada, jadi sebaiknya anda masih gunakan Windows 10. Ada sejumlah spek anyar yang sungguh-sungguh berfaedah dalam versus anyar ini, akan tetapi itu lalu malahan digagalkan oleh transisi yang kurang terang dikarenakan, terlebih yang terjadi pada Taskbar.

 

Tetapi sama dengan yang sudah disebutkan awalnya, Windows 11 dibuat di atas dasar yang serupa dengan pelopornya dengan pengembangan paling besar yakni bentuk anyar. Kelanjutannnya, anda bisa ambil atau tinggalkan Windows 11, dan itu kemungkinan akan tidak mengganti langkah anda gunakan piranti anda.

 

Kelebihan Windows 11

Icon dan antar-muka lebih kekinian

Performa yang lebih konstan

Kenaikan besar pada Microsoft store

Snap View yang paling bermanfaat

Penampilan yang mengagumkan

 

 

Kekurangan Windows 11

Integratif lewat produk Microsoft terlampau memaksakan

Syarat mekanisme yang terlampau ketat

Beberapa antar-muka masih terjerat di periode lalu

Support Program Android belum juga ada (untuk saat ini)

Taskbar demikian memusingkan

Bagikan: